Rabu, 04 Juli 2018

Hehehe

Teruntuk lelakiku, aku mungkin bukan selayaknya perempuan yang kamu idamkan. Aku sangat jarang memperhatikan penampilan layaknya perempuan lain, apalagi disentuh make up dan memakai parfum. Gincu yang menjadi perona merah bibirku juga kerap kuhapus kembali jika terlalu tebal. Terkadang, aku masih saja membuat masakan yang gosong atau sedikit keasinan.Tetapi aku ingin terus belajar, berusaha memantaskan diri bagi pasangan hidupku kelak. Namun, aku lebih suka menjadi diriku sendiri tanpa ada embel-embel lainnya.

Teruntuk lelakiku, guratan di dahimu yang semakin terlihat jelas itu, kuharap bukan tanda keputusasaan. Kamu boleh saja lelah, karena aku juga. Tapi harapanku sederhana, semoga kita tidak akan pernah saling meninggalkan, dalam keadaan apapun. Terimakasih telah bertahan sampai sejauh ini. Masih mau menerima segala kekuranganku dan tidak pernah ingin menyerah.

Semoga suatu saat nanti kamu membaca tulisan ini, hehehe.

Cemburu

Cemburu memang tak tahu waktu
Terkadang, aku merasa cemburu pada waktumu yang tak kauhabiskan bersamaku
Aku cemburu untuk tak bisa berada di dekatmu ketika ada hal yang membuatmu tersenyum
Aku bahkan cemburu pada rutinitasmu, kesibukan lainmu yang tak bisa kautinggalkan, meskipun tanpa aku
Seperti halnya aku cemburu pada sebatang rokok yang selalu menemanimu kemanapun kau mau, bahkan ke kamar kecil sekalipun, menyebalkan!
Lalu aku merasa aneh pada diriku sendiri
Cemburu pada hal-hal yang tak perlu
Ah, persoalannya adalah kau manusia, aku juga
Kau ingin dibiarkan bernafas lega dan menghirup udara sesekali tanpa aku, tetapi mengapa aku tak bisa?
Jawabannya tidak lain karena manusia bisa merasakan apa saja
Aku boleh tidak setuju dengan pernyataan yang menurutmu dapat diterima, karena aku juga manusia
Aku selalu ingin berada di dekatmu, 
bahkan ingin menjadi matamu agar apapun yang kaulihat, dapat kulihat juga
Aku ingin menjelma hatimu, hingga apa yang kaurasa, dapat kurasa juga
Iya, aku pencemburu yang egois
Rasa ini sudah terlalu kalah, bahkan seringnya di waktu yang salah,
menggerogoti rasa cemburuku dengan serakah
Tapi kuyakin, kau bukan orang yang salah
Dan akupun tak perlu resah

Imagination

Air turun di langit sore ini, satu demi satunya jatuh bergantian
Lalu perlahan tanahpun basah
Wangi petrichor membaui penciumanku
Ah, bau favorit setelah parfummu!
Sehelai jaket merah marun yang kubilang ungu itu
Terlihat cocok menempel di kulitmu
Juga sepasang kets merah cabai dan tas selempang warna senada
Senyumanmu terukir, darahku berdesir
Kemudian yang terdengar adalah degupan jantung kita
Dan deretan pohon cemara yang tumbuh di tempat ini, terdiam saja memandangi kita
Mataku menatap dalam kedua matamu
Hingga kutahu disana tersimpan rasa yang telah lama tertanam
Kemudian tumbuh dengan susah
Dipupuk kepercayaan yang berulang kali hampir goyah
Namun kini, aku meyakini dua hal
Bahwa persimpangan ini diciptakan tuk mempertemukan kita
Bahwa takdir ini tlah sengaja membuatku bahagia
Pula aku paham
Bahwa tak ada pilihan kedua jika telah kutemukan yang pertama
Dan itu, engkau..
Yang tepat berdiri di depanku kini
Walaupun hanya dalam imaji
Ah, jarak yang terjumlah dua digit ini membunuh kita, atau mungkin aku
Terserah, lamunanku ini biarlah menjadi urusanku
Membayangkan dirimu ada, melukiskan wajahmu dalam bingkai harmoni
Semoga segelas teh hangat menemani dingin soremu kali ini
Biar hujan yang turun di langit kita, menjadi pengantar kerinduan tak berujungku kini.

17.42, 280317 

Minggu, 04 Maret 2018

Melantur

Apanya yang menyedihkan dari merelakan secangkir kopi panas di cangkirmu berubah dingin? Hidup itu perlu fase, sayangku. Tidak akan selamanya linear. Akan ada saatnya kamu harus berusaha bergerak dinamis walau ragamu hanya ingin terdiam statis. Namun menurutku, yang menyedihkan adalah ketika hatimu telah mati rasa, tanpa kau tahu jelas alasannya. Ya, hatimu sudah terlalu denial dan menganggap biasa saja apa-apa yang membuatnya sakit. Di dalam ragamu ia meronta, seolah berteriak dan ingin melakukan suatu perlawanan. Namun kenyataan yang ada, ia hanya menerimanya bahkan dengan seulas senyuman walau dipaksakan. Aku tak tahu perasaan sejenis apakah ini. Mungkinkah logikaku sudah terlalu banyak dikalahkan oleh perasaan? Hahaha, apanya yang harus dipertanyakan? Memang seharusnya seperti itu, kan? Perasaan selalu saja menempati urutan pertama, baru kemudian logika, dalam sudut pandang wanita. Dan, dimana letak masalahnya? Halah, bicara apa aku ini sedari tadi? Tahu apa lah perempuan seusiaku soal cinta apalagi kehidupan? Sudahlah, sebelum terlalu jauh melantur, lebih baik aku tidur. Mengumpulkan puing energi agar tetap sanggup menghadapi hari-hari. Mari.

NY, 4 Maret 2018. 22:42 WIB.

Nothing

Love has a lot of meaning.
It's shit for they who were on fighting.
and it's thing that adored much by they who fall in them.
So, what's your turn?

-March 3, 2018.

Kamis, 04 Mei 2017

Mengenal Pencipta Lewat Kegelapan

Pernahkah kalian mendengar istilah caving atau Olahraga Susur Goa? Mungkin olahraga ini tidak

begitu populer layaknya jenis olahraga lain seperti sepak bola atau bola basket. Tetapi bagiku, ini adalah

olahraga paling keren yang pernah ada. Mungkin banyak orang berpikir “untuk apa sih masuk goa?

Kayak kurang kerjaan aja” atau “emang gak takut apa gelap-gelapan di dalem goa?” dan sejelumit

pertanyaan lainnya. Lantas menurutku, inilah jawabannya













Dibalik gelapnya sebuah goa, ternyata di dalam sana menyimpan jutaan keindahan lho teman-teman!

Sebelum lebih jauh, aku ingin memberitahu terlebih dahulu bahwa aku adalah salah seorang anggota

Mahasiswa Pecinta Alam di kampusku, STBA Yapari Aba Bandung. Nama organisasiku yaitu Wanasatrya

yang berasal dari Bahasa Sansekerta dan memiliki arti perkata ‘wana’ berarti hutan dan ‘satrya’ berarti

pelindung, sehingga secara keseluruhan berarti ksatrya pelindung/penjaga hutan. Dan setelah

bergabung disini, aku menemukan banyak hal-hal baru yang tidak pernah kuduga sebelumnya, termasuk

menemukan apa yang disebut ‘rumah’ dan keluarga baru. Disini pula aku mengenal olahraga caving atau

telusur goa.



Foto di atas merupakan suatu rangkaian dari kegiatan Masa Bimbingan kami sepekan lalu, tepatnya

tanggal 23 April 2017. Sebenarnya, ini adalah kali ketigaku mengunjungi tempat ini. Sebuah goa vertical

dengan kedalaman kurang lebih 30 meter yang bernama Goa Sanghyang Lawang dan terletak di

Padalarang. Sebelumnya, dalam pikirku jenis goa hanyalah satu jenis, yaitu goa horizontal, tetapi tempat

ini mematahkan anggapanku tersebut, dan ternyata ada pula jenis goa vertical yang berbentuk seperti

sumur.


Dalam kegiatan penelusuran goa, jika kita menemukan goa semacam itu maka untuk dapat

memasukinya kita harus menggunakan teknik SRT (Single Rope Technique) atau teknik satu tali. Ketika

melakukan SRT, yang harus diperhatikan adalah layak atau tidaknya alat yang digunakan, cara

penggunaan yang tepat dan sesuai dengan safety procedure. Adapun peralatan yang digunakannya

antara lain tali karmantel statis, chest croll, ascender (jumar), descender (auto stop), webbing, helm,

carabiner snap, carabiner screw, juga delta. Pastikan kita telah melakukan simulasi terlebih dahulu

sebelumnya, karena kegiatan ini cukup memicu adrenalin yang tinggi. Kita diharuskan untuk menaruh

kepercayaan sepenuhnya pada alat dan kemampuan kita sendiri, juga tentunya kuasa sang Pencipta.



Bayangkan kamu berada di dalam sebuah tempat yang begitu gelap gulita tanpa cahaya di suatu

pertengahan malam sendirian. Aku mengalami hal tersebut, karena kebetulan aku ditugaskan untuk

menjadi orang pertama yang masuk. Dan mau tidak mau, aku tinggal di dalam sendirian sementara

menunggu temanku yang lain bergiliran untuk SRT. Dan kebetulan, saat itu hujan menemani kami

seharian, maka kami menunggu hujan reda terlebih dahulu. Masuk ke dalam goa dalam cuaca hujan itu

sangat tidak dianjurkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jadilah kami baru dapat mulai

memasang penambatan dan turun SRT pada sekitar pukul 10 malam.


Dan tenang saja, masuk ke dalam goa pada malam hari untuk melakukan kegiatan penelusuran goa itu

memang dianjurkan. Karena ketika hari sudah malam dan gelap, mata kita tidak perlu terlalu berat

beradaptasi dengan situasi goa yang juga gelap gulita. Hal ini memperkecil kemungkinan kepala kita

pusing atau mata kita rabun. Oh iya, hal yang tidak boleh terlupakan ketika menelusuri goa yaitu

membawa 3 jenis penerangan yaitu headlamp, senter, dan lilin. Lilin berfungsi untuk mengetahui

keberadaan udara di dalam goa. Jika lilin menyala, hal itu menandakan bahwa masih adanya udara di

dalam sana. Satu hal penting yang tidak boleh dilupakan yaitu memakai sepatu boots, karena kondisi

tanah di dalam goa pada umumnya lembap dan licin.


Di dalam goa juga terdapat banyak sekali ornament bebatuan yang indah, diantaranya disebut

stalagmite dan stalagtit. Kedua jenis ornament tersebut diklasifikasikan lagi menurut bentuknya.

Keindahan di dalam goa seringkali membuatku bersyukur akan indahnya ciptaan Tuhan Yang Maha

Kaya! Bahwa di dalam tempat gelap tanpa cahaya sekalipun, Tuhan masih menciptakan berbagai

keindahan, dan menjadikan tempat untuk hidup hewan-hewan nocturnal seperti kelelawar.

Bagaimana? Setelah membaca pengalamanku, apakah ada diantara teman-teman pembaca yang

tertantang untuk mencoba hal yang sama?

Jumat, 28 April 2017

Mamah

Cinta yang tulus berasal dari sosoknya, kasih sayang yang tak terkira, pengorbanan yang nyata. Satu-satunya wanita hebat yang sampai kapanpun kurindu adalah Ibu. 


"Ia sosok malaikat surgaku. Bagaimanapun aku menangis karena merindukannya, beliau pasti sudah jauh lebih bahagia di surga sana. Yang bisa kuberikan hanya seuntai do'a, yang semoga tersampaikan. aku merasa menjadi anak paling beruntung, selama 13 tahun lamanya bisa merasakan betapa nyaman berada di pangkuannya, yang kini telah berada di pangkuanMu. semoga Allah mempersatukan kami kembali kelak. Alloohummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa."

Mungkin kalau mamah masih di dunia, mamah bakal jadi tempat curhat paling favorit! Tempatku sekedar bersandar kalau mulai merasa lelah dengan hidup. Motivator terbaik yang memicuku untuk terus rajin belajar. Pemberi solusi kemana harusnya aku mengambil langkah dalam setiap pilihan. Menjadi orang yang menyiapkan sarapan-makan siang-dan makan malamku setiap hari, juga yang menyiapkanku bekal makanan untuk dibawa ke sekolah. Menyuruhku mencuci seragam dan sepatu sendiri di hari minggu. Mengingatkanku agar tak meninggalkan shalat. Membangunkanku setiap subuh untuk bersiap-siap sekolah. Melarangku pulang terlalu malam dan harus selalu meminta ijin terlebih dahulu kemanapun akan pergi walau sebentar. Tapi Allah berkata lain ya Mah, Allah ingin aku mandiri, melakukan segala hal nya sendiri tanpa harus diingatkan lagi. Allah tahu aku sudah besar mah, kini anak bungsumu yang dulu lucu telah beranjak 17 tahun, dan sebentar lagi lulus dari SMA. Mudah-mudahan aku menjadi anak yang berbakti dan tak banyak mengeluh. Semoga mamah tak kecewa melihat keadaanku yang mungkin tak sesuai dengan apa yang selalu mamah harapkan. Sekarang, Nita ga pernah dapet ranking 1 lagi mah, rasanya terlalu sulit, ternyata SMA itu berbeda dengan SD dan SMP mah. Mungkin dulu Nita bisa karena ada mamah yang selalu setia mengomeli kalau-kalau Nita malas belajar. Tapi harusnya itu bukan alasan, hehe maafkan anakmu ini mah. Pokoknya Nita harus sukses buat bikin mamah senyum disana. Nita ga akan pernah lupa do'ain mamah sebelum tidur dan setiap habis shalat. Tentu, mah, tentu babeh dan teteh juga selalu Nita do'akan.



Anakmu kangen, mah. Berbahagialah dan semoga selalu berada dalam Lindungan-Nya ya, Mah.
 

Blog Template by BloggerCandy.com